SEKITAR PEMBENTUKAN
Latar belakang Sejarah Pembentukan Yonif Linud 501/BY
a. Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/30/I/1961 tanggal 22 Januari 1961 tentang peresmian Batalyon Infanteri 530/Raiders sebagai Komandan Batalyon ditetapkan Mayor Infanteri Imam Munandar, Batalyon Infanteri 530/Raiders merupakan hasil regrouping dari Batalyon Infanteri 504/Resimen 16 dan Batalyon Infanteri 518/Resimen 17 yang diresmikan pada tanggal 4 April 1961.
b. Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/14/I/1961 tanggal 30 Januari 1961 Batalyon Infanteri 530/Raiders disyahkan menjadi Batalyon Infanteri 530/Para, merupakan unsur dari Brigade 3/Para yang anggotanya lulus dari latihan para, Yaitu 3 Batalyon Raiders 330/Raiders, 454/Banteng dan Batalyon Infanteri 530/Raiders.
c. Pada tahun 1966 Brigif 3/Para dilikuidasi masuk ke Brigif Linud khusus pada Komando Brigade, sedangkan Batalyon-batalyonnya masuk ke Brigade Linud yang baru dibentuk berdasarkan Skep Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/76/IV/1966 tanggal 26 April 1966 tentang pembentukan Brigif Linud 18/Trisula beserta unsur-unsurnya.
d. Surat Keputusan Pangab Nomor Skep/120/II/1969 tanggal 19 Pebruari 1969 ditetapkan Brigif Linud 18/Trisula Kodam VIII/Brawijaya secara organisasi dan administrasi di bawah Komando Pangkostrad.
e. Surat Keputusan Pangkostrad Nomor Skep/015/III/1973 tanggal 3 Maret 1973 Batalyon Infanteri 530/Para menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha Brigif Linud 18/Trisula.
Lambang kesatuan Yonif Linud 501/Bajra Yudha
a. Burung alap-alap termasuk raja angkasa yang berbadan ramping tapi gesit, kuat dan berani, matanya bersinar tajam sangat waspada dan mempunyai indra yang sangat peka.
b. Kukunya tajam yang merupakan senjata yang sangat ampuh untuk melindungi dirinya sendiri, pandai menyamar dan menghilang dalam kegelapan dan dapat beroperasi di darat maupun di udara.
c. Sebagai prajurit warga Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha memiliki sifat-sifat yang ada pada burung alap-alap yang diwujudkan dalam Tunggul Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha yang mengandung arti berani, suci, bijaksana, tidak banyak bicara dan pantang menyerah.
Bentuk
1) Tunggul.
a) Tunggul Yonif Linud 501/BY berbentuk empat persegi panjang terbuat dari bahan beludru hijau tua/hijau rumput dengan jumbai emas dari benang sutera.
b) Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan lambang Pataka Kostrad.
c) Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan tunggul Yonif Linud 501/BY dengan susunan sebagai berikut :
Tunggul Yonif Linud 501/BY menggunakan Mahkota/tiang sama dengan Mahkota/tiang Pataka Kostrad yang terdiri :
Ukuran.
Tunggul.
a) Panjang : 58 cm
b) Lebar : 42 cm
c) Jumbai : 5 cm
d) Inti lambang : 38 X 32 cm
Mahkota/Tiang
a) Mahkota (Kepala tiang) ukuran 25 X 10 Cm
b) Panjang tiang sampai kedudukan kepala tiang 225 cm
c) Garis tengah tiang 4 Cm
Tata Warna
Tunggul
a) Dasar kain beludru : Hijau tua/hijau rumput.
b) Jumbai dari benang sutera : Kuning emas
c) Bintang bersudut lima : Putih
d) Burung Alap-alap : Hitam
e) Untai padi : Kuning emas
f) Untaian bunga kapas : Putih
g) Kelopak bunga kapas : Hijau muda
h) Kopel : Kuning emas
i) Tulisan pada Kopel : Hitam
Mahkota/tiang
a) Mahkota (kepala tiang) dibuat dari logam warna kuning emas.
b) Tiang dibuat dari kayu jati dipelitur coklat/sawo matang.
Tiang dibuat secara bersambung dengan menyambung dari bahan logam kuning berbentuk pipa.
Arti dan Makna.
Tunggul
a) Lukisan
Tata Warna.
A. Bintang bersudut lima diartikan Pancasila sebagai dasar Falsafah Negara Indonesia. Setiap prajurit membela dan mempertahankannya dan juga sebagai lambang/simbol TNI-AD yang terkandung lima kebulatan tekad dalam Sumpah Prajurit.
B. Burung raksasa dengan sayap melebar menggambarkan GARUDA YAKSA yang diartikan :
Mulai dari pembentukan pertama yaitu sesuai Skep Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/30/I/1961 tanggal 22 Januari 1961 tentang peresmian Batalyon Infanteri 530/Raiders dan sebagai Komandan Batalyon ditetapkan Mayor Infanteri Imam Munandar, Batalyon Infanteri 530/Raiders merupakan hasil regrouping dari Batalyon Infanteri 504/Resimen 16 dan Batalyon Infanteri 518/Resimen 17 yang diresmikan pada tanggal 4 April 1961 sampai dengan Surat Keputusan Pangkostrad Nomor Skep/015/III/1973 tanggal 3 Maret 1973 Batalyon Infanteri 530/Para menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha Brigif Linud 18/Trisula yang berada di Madiun.
b. Kukunya tajam yang merupakan senjata yang sangat ampuh untuk melindungi dirinya sendiri, pandai menyamar dan menghilang dalam kegelapan dan dapat beroperasi di darat maupun di udara.
c. Sebagai prajurit warga Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha memiliki sifat-sifat yang ada pada burung alap-alap yang diwujudkan dalam Tunggul Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha yang mengandung arti berani, suci, bijaksana, tidak banyak bicara dan pantang menyerah.
Arti dan Lambang Tunggul Yonif Linud 501/BY.
1) Tunggul.
a) Tunggul Yonif Linud 501/BY berbentuk empat persegi panjang terbuat dari bahan beludru hijau tua/hijau rumput dengan jumbai emas dari benang sutera.
b) Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan lambang Pataka Kostrad.
c) Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan tunggul Yonif Linud 501/BY dengan susunan sebagai berikut :
- Bintang bersudut Lima.
- Burung Alap-alap
- Untaian padi dan bunga kapas.
- Kopel bertuliskan Bajra Yudha.
Tunggul Yonif Linud 501/BY menggunakan Mahkota/tiang sama dengan Mahkota/tiang Pataka Kostrad yang terdiri :
- Bintang bersudut lima.
- Burung raksasa dengan sayap melebar menggambarkan ”GARUDA YAKSA” dan menggenggam senjata “CAKRA AGNI “
- Bunga teratai mekar berdaun tujuh belas
- Lingkaran Lima buah.
- Tiang.
Ukuran.
Tunggul.
a) Panjang : 58 cm
b) Lebar : 42 cm
c) Jumbai : 5 cm
d) Inti lambang : 38 X 32 cm
Mahkota/Tiang
a) Mahkota (Kepala tiang) ukuran 25 X 10 Cm
b) Panjang tiang sampai kedudukan kepala tiang 225 cm
c) Garis tengah tiang 4 Cm
Tata Warna
Tunggul
a) Dasar kain beludru : Hijau tua/hijau rumput.
b) Jumbai dari benang sutera : Kuning emas
c) Bintang bersudut lima : Putih
d) Burung Alap-alap : Hitam
e) Untai padi : Kuning emas
f) Untaian bunga kapas : Putih
g) Kelopak bunga kapas : Hijau muda
h) Kopel : Kuning emas
i) Tulisan pada Kopel : Hitam
Mahkota/tiang
a) Mahkota (kepala tiang) dibuat dari logam warna kuning emas.
b) Tiang dibuat dari kayu jati dipelitur coklat/sawo matang.
Tiang dibuat secara bersambung dengan menyambung dari bahan logam kuning berbentuk pipa.
Arti dan Makna.
Tunggul
a) Lukisan
- Bintang bersudut lima berarti pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia, setiap Prajurit membela dan mempertahankannya. Juga sebagai simbol lambang TNI-AD terkandung lima kebulatan tekad dalam Sumpah Prajurit.
- Lambang satuan adalah burung Alap-alap “BAJRA YUDHA”, Burung Alap-alap Bajra Yudha tersebut termasuk Raja angkasa yang berbadan ramping tapi gesit, kuat dan berani, matanya bersinar tajam sangat waspada dan mempunyai indera yang sangat peka, kukunya tajam yang merupakan senjata yang sangat ampuh untuk melindungi dirinya sendiri, pandai menyamar dan menghilang dalam kegelapan dan dapat beroperasi di darat maupun di udara. Sebagai prajurit warga Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha memiliki sifat-sifat yang ada pada burung alap-alap yang diwujudkan dalam Tunggul Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha yang mengandung arti berani, suci, bijaksana, tidak banyak bicara dan pantang menyerah.
- Untaian padi berjumlah 45 dan bunga kapas berjumlah 17 kuntum diartikan kesuburan kemakmuran negara Rebublik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tata Warna.
- Hijau. Melambangkan kemakmuran, kesuburan.
- Kuning. Melambangkan kejayaan.
- Putih. Melambangkan kesucian.
- Hitam. Kekal abadi.
A. Bintang bersudut lima diartikan Pancasila sebagai dasar Falsafah Negara Indonesia. Setiap prajurit membela dan mempertahankannya dan juga sebagai lambang/simbol TNI-AD yang terkandung lima kebulatan tekad dalam Sumpah Prajurit.
B. Burung raksasa dengan sayap melebar menggambarkan GARUDA YAKSA yang diartikan :
- Kesaktian.
- Sayap terbuka lebar melambangkan menuju kesempurnaan sesuai dengan tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945.
- Menggenggam senjata “CAKRA AGNI” sebagai lambang kebulatan tekad yang menentukan selaku Bhayangkari Negara.
Kesimpulan
Tunggul Yonif Linud 501 “BAJRA YUDHA” merupakan lambang kebanggaan setiap Prajurit Yonif Linud 501 yang berjuang bahu-membahu dengan kekuatan kesatuan lainnya baik di darat, di laut maupun di udara atas dasar Pancasila, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, Yonif Linud 501 rela berkorban mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan
Dislokasi Satuan.
Klik Gambar untuk memperbesar |
0 komentar:
Post a Comment