
Awal memulai usaha ini, menurut Bu Wiwid, hanya memiliki modal 3 juta rupiah saja yang akhirnya dibelikan alat dan bahan untuk keperluan pembuatan telur asin. Ibu satu anak ini mengaku mendapatkan bahan telur bebek dengan membeli di peternakan bebek, sedangkan untuk semen batu bata merah dibeli di toko bangunan. Pertama kali produksi, Ny. Wiwid mengaku membutuhkan 2000 butir telur bebek, semen dari batu bata merah dan garam. Pada awal produksi, Ny. Wiwid setiap hari membuat telur asin selama 1 minggu penuh. Setiap hari pula Ny. Wiwid juga mengambil gundukan telur asin yang telah dibalur dengan adonan semen batu bata merah dan garam dan didiamkan selama 7 hari.
Saat ini, proses produksi telur asin telah berjalan lancar dan teratur. Dalam satu hari saja, Ny. Wiwid mampu membuat telur asin sekitar 300 butir dengan proporsi campuran 7 Kg garam kasar yang diaduk menjadi satu dengan semen batu bata merah. Jadi dalam waktu satu minggu mampu produksi sekitar 2100 butir telur asin.
* PROSES PEMBUATAN *
Kemudian telur yang sudah dibalur dengan adonan semen dan garam, disusun di dalam wadah tertutup dan dibiarkan sampai 7 hari. Setelah 7 hari telur kemudian diambil dan dibersihkan dari sisa-sisa adonan semen dan garam, kemudian telur asin direbus sampai matang. Setelah matang telur asin diberi stempel dengan merek dagang yang telah dipatenkan dan telur asin siap untuk dipasarkan.
* PEMASARAN *
* KEUNTUNGAN *
Keuntungan dari usaha pembuatan telur asin ini sekarang sudah bisa dirasakan hasilnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya pendidikan anak sekolah sudah bisa dipenuhi dari keuntungan penjualan telur asin ini. Keuntungan bersih dari penjualan telur asin ini mencapai Rp.50.000/hari. Jadi dalam satu bulan keuntungan yang didapat sekitar Rp.1.500.000. Sehingga hanya dalam waktu tiga bulan, modal awal sudah bisa kembali.
* KENDALA *
Menurut Ny. Wiwid , dalam usaha pembuatan telur asin ini juga menemui beberapa kendala, antara lain jika permintaan dari konsumen berkurang , maka produksi telur juga berkurang, karena telur asin produksi Ny. Wiwid tidak menggunakan bahan pengawet jadi cuma tahan sampai satu minggu, jika disimpan di dalam lemari es bisa tahan sampai satu bulan. Kendala lain adalah terkadang juga ada komplain dari konsumen tentang rasa telur asin yang terlalu asin atau kurang asin, jadi untuk mengatasinya menurut Bu Wiwid, lama penyimpanan telur asin minimal satu minggu bisa juga lebih. Kendala lain yang juga dihadapi adalah dalam proses pembersihan telur asin dari sisa-sisa adonan semen dan garam, terkadang ada telur yng retak sehingga harga jualnya menjadi berkurang. Jadi hanya bisa dijual sesuai harga pokok.
Usaha telur asin ini mempunyai prospek yang sangat cerah dengan keuntungan yang lumayan, sehingga bisa membantu perekonomian keluarga menjadi lebih baik. Dan hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh Bu Wiwid. Dengan niat yang tulus dan selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Tuhan, maka Tuhan juga akan selalu memberikan jalan kemudahan kepada kita untuk meraih kesuksesan.
Penulis : Anggota Persit KCK Ranting 2 Yonif Linud 501 Cabang XXI Koorcab Divif 2 PG Kostrad